Berkaitan dengan pemberitaan di KR tanggal 25 April 2009 tentang Surat Edaran Walikota Solo yang meresahkan itu, tidak usah dipikirkan. Karena itu tidak berpengaruh bagi kita GTT/PTT Sekolah Negeri. Inti dari berita itu yakni Telah beredar Surat Edaran Walikota Solo tentang Perintah kepada honorer untuk mengundurkan diri atau mengikuti tes CPNS lewat jalur Umum, atau mencari pekerjaan lain yang lebih baik. TETAPI ini ditujukan untuk 17 orang honorer yang diangkat setelah terbitnya PP 43 dan bukan honorer yang sudah masuk database, karena pengangkatannya menyalahi aturan hukum. Masalahnya lampiran dari honorer yang 17 itu tidak ada.
Jadi tidak usah menjadi polemik dan menjadi beban pikiran.
Berita lengkapnya kami kopikan berikut ini :
SURAT DIEDARKAN TANPA LAMPIRAN; Edaran Walikota Meresahkan GTT/PTT
25/04/2009 09:37:03 SOLO (KR) - Surat Edaran Walikota Solo yang sempat meresahkan kalangan guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap (GTT/ PTT), ternyata beredar hanya sepotong. "Saya juga heran, kenapa surat itu baru beredar sekarang padahal sudah dikeluarkan November 2008, selain itu juga tidak disertai lampiran sebagai kelengkapan surat, sehingga memunculkan salah persepsi," ujar Wakil Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, menjawab wartawan, di rumah dinas Wa-wali, Kamis (23/4). Surat edaran bernomor 800/4.592 tertanggal 24 November 2009 itu, jelasnya, merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Inspektorat Propinsi Jateng yang menemukan pengangkatan 17 tenaga honorer baru. Padahal, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48/2005 Junto PP Nomor 43/2007, pemerintah daerah tidak diperkenankan lagi mengangkat tenaga honorer baru, terkait dengan pengangkatan tenaga honorer menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). "Jadi, surat edaran itu sebenarnya diarahkan untuk 17 tenaga honorer baru yang diangkat pasca penerbitan PP 43/2007, dan itu dirinci pada lampiran yang disertakan lampiran surat edaran," jelas Wawali yang biasa disapa Rudy seraya menambahkan, sehingga tidak berpengaruh pada GTT maupun PTT yang sudah masuk dalam data base. Karena surat edaran yang beredar itu hanya sebagian tanpa ada lampiran, persoalan menjadi lain. Meski begitu, untuk mengantisipasi kemungkinan keresahan meluas, Rudy mengaku telah merevisi surat edaran tersebut dengan mencantumkan dasar penerbitan surat edaran lebih lengkap, serta memasukkan beberapa item yang semula tertera dalam lampiran ke dalam satu lembar surat edaran yang baru. "Tidak ada persoalan, semua hanya karena salah persepsi, seolah-olah GTT/PTT yang sudah masuk dalam data base tak berpeluang diangkat menjadi CPNS," ujarnya. Dalam surat edaran tertanggal 24 November 2009 yang beredar di kalangan GTT/PTT di Solo itu, di antaranya berisi permintaan agar tenaga honorer mengundurkan diri serta mendaftarkan pegawai melalui seleksi umum penerimaan CPNS/PNS atau mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Selain itu juga disebutkan Pemkot Solo tidak melakukan pengangkatan tenaga honorer atau sejenisnya yang tidak sejalan dengan PP 48/2005 junto PP Nomor 43/2007 tentang Larangan Pengangkatan Tenaga Honorer atau sejenisnya. Isi surat itu, menurut Rudy, sebenarnya sama persis dengan surat rekomendasi Inspektorat Propinsi Jateng, karena Pemkot Solo memang hanya melanjutkan rekomendasi itu menyusul temuan pengangkatan 17 tenaga honorer baru di Solo. Soal 17 tenaga honorer baru sebagaimana dimaksud dalam surat edaran atau SE itu saat ini sudah mengundurkan diri atau diberhentikan, Rudy mengaku belum mengetahui secara persis. (Hut)-k
Sumber : Kedaulatan Rakyat
Minggu, 26 April 2009
Surat Edaran Walikota Solo Tidak Usah dipikirkan
Jumat, 24 April 2009
Klub Guru Indonesia Wajibkan Guru Ngeblog!
Bandung - Kemampuan menulis, adalah hal mutlak yang harus dikuasai oleh guru. Tanpa menulis jangan harap bisa naik pangkat. Demikian ditegaskan oleh Sekjen Klub Guru Indonesia (KGI), Mohammad Ihsan, Sabtu (21/3/2009). dalam acara Silaturahmi Klub Guru Indonesia, di GSG Salman ITB, Bandung.
"Menurut peraturan pemerintah, akan sulit bagi guru untuk dapat naik pangkat dari golongan IV/A ke IV/B jika tidak mampu membuat karya tulis. Bahkan saat ini sedang digodok di Menpan (Pendayaan Aparatur Negara - red.), kemampuan membuat karya tulis tersebut akan diterapkan dari guru golongan III/B dan III/C," tegas Ihsan.
Untuk itulah maka dalam kesempatan berdiskusi dengan sekitar 50 orang perwakilan KGI dan industri pendukungnya, Ihsan menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya guru, dalam era pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dewasa ini.
Selain itu, menurut Ihsan, setidaknya guru yang bergabung dalam Klub Guru Indonesia, dapat memiliki dan mengembangkan tiga kompetensi wajib. Apakah kompetensi tersebut? "Mempunyai dan aktif menggunakan e-mail dan mailing-list, mampu membuat presentasi multimedia dan memiliki blog," paparnya.
Selain para guru, turut hadir dalam diskusi ini perwakilan dari Intel Indonesia, Southeast Asian Minister of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC), Detik.com dan sejumlah pihak pendukung kegiatan KGI lainnya.
SAGUSALA
Dibahas pula dalam kesempatan ini tentang program SAGUSALA, alias Satu Guru Satu Laptop. Sejumlah enam vendor laptop merek dalam negeri, saat ini tengah terus melakukan penyesuaian kebijakan harga bagi para guru yang tergabung dalam KGI. Diskusi berlangsung sejak pukul 13.00 WIB dan dijadwalkan akan berakhir pada pukul 18.00 WIB.
Intel, berencana mem-bundle laptop yang nantinya masuk dalam program SAGUSALA tersebut dengan konten tentang belajar blog, pengetahuan PC fundamental dan sejumlah buku sekolah elektronik. Untuk pilihan sistem operasinya, nanti akan dibebaskan kepada para guru. "Intel akan memberikan sejumlah skema pengadaan laptop untuk guru, baik terkait spesifikasi teknis maupun model pembayarannya," ujar Arya Sanjaya, Business Development Manager, World Ahead Program, Intel Indonesia.
Esok, Minggu (22/3/2009), di tempat yang sama akan diselenggarakan Seminar Nasional dengan menghadirkan pembicara kunci Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa. Selain itu akan digelar Deklarasi Klub Guru Bandung Raya dan diikuti dengan workshop.pemanfaatan TIK bagi pempelajaran.
Adapun Detik.com, menyampaikan niatnya untuk mendukung kegiatan KGI, khususnya yang terkait dengan pelatihan kompetensi penulisan, nge-blog, pengelolaan media online baik aspek teknis maupun bisnis. "Pastinya, program pelatihan detikcom bagi KGI, guru maupun murid/siswa tersebut adalah tidak dipungut biaya apapun!" ujar Donny B.U., Head of Publisher Group Detik.com.
Sumber : Detikinet